Tuhan penuhilah kebutuhan hamba untuk hadir di dalam hati sebagai Kamu. Jangan menjauh dari hamba sebagai Dia. Hamba hanya butuh Tuhan sebagai Kamu, agar hamba bisa merasakan keberadaanmu. Tulisan ini sebagai bukti pernyataan hamba bahwa hamba bener-bener membutuhkan diri-MU. Hadirlah.....!
Sabtu, 29 Januari 2011
TEGUH KUKUH MENANTANG BARAT DALAM PANDANGAN SADDAM HUSEIN
Makalah ini Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Agama-Agama
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Siti Maryam M.Ag
Disusun oleh:
Adi Kuswanto
(05120020)
Fakultas Adab
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2006
TEGUH KUKUH MENANTANG BARAT
DALAM PANDANGAN SADDAM HUSEIN
A. PENDAHULUAN
Dalam mencari suatu titik korelasi antara prestasi dan keyakinan memang sudah menjadi makanan bagi para tokoh-tokoh yang sudah berhasil terutama apa yang kita kenal dan memang sudah terkenal yaitu Saddam Husein. Banyak bagi kita mengambil sebuah makna dari tokoh tersebut atas apa yang sudah menjadi kesuksesan bagi beliau.
Saddam Husein bisa kita fahami tentang pemikirannya dalam artian pemikiran yang dimulai dari “ Zero to Hero”. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa kita fahami lebih mendetail dalam pembahasan berikut.
B. PEMBAHASAN
Sadam Husein merupakan tokoh controversial di balik dua perang teluk melawan Iran pada 1980-an dan melawan pasukan multinasional pada 1990. merupakan pemimpin Arab yang paling kukuh menantang Amerika dan barat, dia dihujat dibarat tetapi dipuja dijalanan kota-kota Arab.
Dunia Barat mungkin berfikir Saddam Husein sedah berada di ujung kekuasaanya ketika Iraq dibombardir pasukan multinasional pada 1991-1992. Iraq hancur berantakan, jaringan telepon dan listrik tak berfungsi, serta jalan-jalan tertutup. Belum lagi embargo internasional telah menghambat prospek pemulihan ekonomi Negara kaya minyak itu. Tetapi Saddam terus saja menantang Barat. Menolak inspeksi senjata sejak 1997, belakangan ia malah membuat gatal Presiden AS George W. Bush untuk mengirimkan pasukannya.
Saddam Husein dibesarkan di Auja, sebuah desa dengan gubuk-gubuk berbata lumpur di baratlaut Bagdad. Orang tuanya petani miskin, tetapi dia terkesan pada pamannya, Khayrallah Tulfah, seorang perwira Iraq dan pejuang persatuan Arab.
Saddam telah bergabung dengan partai sosialis Ba’ath saat berusia 19 tahun. Namanya mencuat tiga tahun kemudian ketika terlibat langsung dalam usaha pembunuhan atas PM Iraq Abdul Karim Kassim pada 1959. saddam tertembak kakinya oleh pengawal PM, dan kemudian meninggalkan Iraq beberapa tahun, mula-mula ke Suriah kemudian kemesir.
Ketika partai Ba’ath mengontrol Bagdad pada 1963, Saddam kembali ke negrinya. Pada masa inilah dia menikah dengan perempuan yang masih terhitung sepupunya, Sajida. Namun partai Ba’ath hanya berkuasa beberapa bulan dan kemudian digulingkan. Saddam pun masuk penjara hingga kudeta berikutnya terjadi pada juli 1968. partai Ba’ath berkuasa lagi dibawah kepemimpinan jendral Ahmad Hasan Bakri. Saddam kebagian posisi sebagai wakil Presiden dan kepala Dewan Komando Revolusioner Iraq. Dalam waktu singkat ia membangun jaringan polisi rahasia dan menyapu bersih para pembangkang.
Sebelas tahun menjadi figure dibelakang l;ayar pada 1979 Saddam naik menggantikan Bakri. Pengalaman sebagai seorang revolusioner membuat Saddam selalu waspada pada perbedaan pendapat. Segera setelah menduduki posisi tertinggi di Iraq, dia melakukan pembersihan dan menyingkirkan puluhan pejabat pemerintah yang diduga tidak loyal.
Figure Saddam sebagai orang kuat beberapa kali mengundang perhatian dunia internasional. Khwatir pada ekspor revolusi Islam Iran, dan adanya keinginan untuk menguasai terusan Shatt al-arab membuat Saddam melakukan serangan ke wilayah Negara tetangganya, Iran, pada 1980. namun ternyata Iran lebih tangguh dari dugaannya. Setelah berperang selama delapan tahun, kehilangan ribuan orang, dan ekonomi Iraq terburuk, Saddam akhirnya setuju melakukan gencatan senjata. Bagi Iraq sendiri, peperangan itu berakhir dengan kemenangan, seperti pujian disitus pemerintah Iraq di internet bagi Saddam yang,”memimpin rakyat dan tentara Iraq secara bijak dan berani melawan agresi yang direncanakan dan dilakukan oleh rezim Khomeini pada 4 September 1980, yang berakhir dengan kemenangan besar Iraq pada 8 Agustus 1988.”
Usai perang Iran-Iraq atau perang Teluq I, Saddam memicu perang Teluq II. Iraq yang menuduh Kuwait mencuri minyak dari daerah yang masih dipertikaian , pada 2 Agustus 1990 menyerang Kuwait sementara itu AS menuduh Iraq hendak mencapai Kuwait dan menjadikannya provinsi ke-19. akhirnya pasukan multinasional yang dipimpin AS menuntaskan oerang ini dengan menyerang balik Iraq. Perang yang buat Iraq merupakan “ibu dari segala peperangan” ini telah membuat Saddam kehilangan sebagian kekuatan militernya, apa;agi kemudian embargo ekonomi diterapkan dengan keras terhadap Iraq. Namun berlawanan dengan pprediksi kejatuhannya, Saddam malah berhasil meredam revolusi didalam negri oleh kalangan Syiah dan kelompok Kurdi walaupun Saddam selalu diisekan menggunakan senjata kimia untuk melumpuhkan perlawanan suku Kurdi.
Sebuah referendum nasional yang diadakan pada Oktober 1995 memberikan legitimasi bagi perpanjangan masa jabatan Saddam sebagai Presiden selama tujuh tahun ke depan, dengan angka dukungan sekitar 99, 96 persen. Pada Oktober dan November 1997, Saddam menolak memberi izin AS untuk ikut serta dalam program inspeksi senjata PBB di dalam wilayah Iraq, namun akhirnya mau bernegosiasi. Hal yang sama terjadi pada 1998, dan berujung dengan sebuah serangan udara terhadap target-target Iraq. Tetapi dampak polotok serangan ini menjadi jelas pada Januari 1999, AS ternyata menggunakan program inspeksi senjata PBB sebagai sarana mendapatkan informasi intelijen.
Usai peristiwa 11 September 2001, AS yang berperang habis-habisan melawan “terorisme” dan telah menjatuhkan pemerintah Taliban di Afganistan, bersi keras juga untuk menyerang Iraq. Saddam yang dijalanan kota-kota Arab dipuja-puja sebagai pemimpin yang berani menantang Israel dan Barat, merupakan symbol ketangguhan Arab melawan agresi Barat, lagi-lagi melawan.
Namun setelah suatu serangan besar-besaran pasukan As yang dibantu Inggris pada Maret-April 2003, Iraq akhirnya bisa diduduki AS. Setelah perburuan yang panjang, Saddam Husein, dikabarkan ditangkap pasukan pendudukan di rumah bawah tanah di daerah kelahirannya, Tikrit (Desember 2003).
C. PENUTUP
Melihat perjuangan dari apa yang dilakukan oleh Saddam Husein meniti karir beliau dari “Zero to Hero”, sangat bisa kita ambil kesimpulan dan bisa kita terka bahwa ada keterkaitan antara korelasi antara keyakinan dan prestasi yang telah menjadi karakter dari Saddam Husein.
Perjuangan beliau untuk melawan Iran dan multinasional bisa dijadikan renungan bahwa disana ada ketidak cocokan antara keyakinan Saddam dengan persoalan yang datang padanya. Disana prestasi beliau sangat diacungkan jempol atas kecerdasannya.
Akhirnya mudah-mudahan tugas ini bermanfaat, amin.
untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Agama-Agama
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Siti Maryam M.Ag
Disusun oleh:
Adi Kuswanto
(05120020)
Fakultas Adab
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2006
TEGUH KUKUH MENANTANG BARAT
DALAM PANDANGAN SADDAM HUSEIN
A. PENDAHULUAN
Dalam mencari suatu titik korelasi antara prestasi dan keyakinan memang sudah menjadi makanan bagi para tokoh-tokoh yang sudah berhasil terutama apa yang kita kenal dan memang sudah terkenal yaitu Saddam Husein. Banyak bagi kita mengambil sebuah makna dari tokoh tersebut atas apa yang sudah menjadi kesuksesan bagi beliau.
Saddam Husein bisa kita fahami tentang pemikirannya dalam artian pemikiran yang dimulai dari “ Zero to Hero”. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa kita fahami lebih mendetail dalam pembahasan berikut.
B. PEMBAHASAN
Sadam Husein merupakan tokoh controversial di balik dua perang teluk melawan Iran pada 1980-an dan melawan pasukan multinasional pada 1990. merupakan pemimpin Arab yang paling kukuh menantang Amerika dan barat, dia dihujat dibarat tetapi dipuja dijalanan kota-kota Arab.
Dunia Barat mungkin berfikir Saddam Husein sedah berada di ujung kekuasaanya ketika Iraq dibombardir pasukan multinasional pada 1991-1992. Iraq hancur berantakan, jaringan telepon dan listrik tak berfungsi, serta jalan-jalan tertutup. Belum lagi embargo internasional telah menghambat prospek pemulihan ekonomi Negara kaya minyak itu. Tetapi Saddam terus saja menantang Barat. Menolak inspeksi senjata sejak 1997, belakangan ia malah membuat gatal Presiden AS George W. Bush untuk mengirimkan pasukannya.
Saddam Husein dibesarkan di Auja, sebuah desa dengan gubuk-gubuk berbata lumpur di baratlaut Bagdad. Orang tuanya petani miskin, tetapi dia terkesan pada pamannya, Khayrallah Tulfah, seorang perwira Iraq dan pejuang persatuan Arab.
Saddam telah bergabung dengan partai sosialis Ba’ath saat berusia 19 tahun. Namanya mencuat tiga tahun kemudian ketika terlibat langsung dalam usaha pembunuhan atas PM Iraq Abdul Karim Kassim pada 1959. saddam tertembak kakinya oleh pengawal PM, dan kemudian meninggalkan Iraq beberapa tahun, mula-mula ke Suriah kemudian kemesir.
Ketika partai Ba’ath mengontrol Bagdad pada 1963, Saddam kembali ke negrinya. Pada masa inilah dia menikah dengan perempuan yang masih terhitung sepupunya, Sajida. Namun partai Ba’ath hanya berkuasa beberapa bulan dan kemudian digulingkan. Saddam pun masuk penjara hingga kudeta berikutnya terjadi pada juli 1968. partai Ba’ath berkuasa lagi dibawah kepemimpinan jendral Ahmad Hasan Bakri. Saddam kebagian posisi sebagai wakil Presiden dan kepala Dewan Komando Revolusioner Iraq. Dalam waktu singkat ia membangun jaringan polisi rahasia dan menyapu bersih para pembangkang.
Sebelas tahun menjadi figure dibelakang l;ayar pada 1979 Saddam naik menggantikan Bakri. Pengalaman sebagai seorang revolusioner membuat Saddam selalu waspada pada perbedaan pendapat. Segera setelah menduduki posisi tertinggi di Iraq, dia melakukan pembersihan dan menyingkirkan puluhan pejabat pemerintah yang diduga tidak loyal.
Figure Saddam sebagai orang kuat beberapa kali mengundang perhatian dunia internasional. Khwatir pada ekspor revolusi Islam Iran, dan adanya keinginan untuk menguasai terusan Shatt al-arab membuat Saddam melakukan serangan ke wilayah Negara tetangganya, Iran, pada 1980. namun ternyata Iran lebih tangguh dari dugaannya. Setelah berperang selama delapan tahun, kehilangan ribuan orang, dan ekonomi Iraq terburuk, Saddam akhirnya setuju melakukan gencatan senjata. Bagi Iraq sendiri, peperangan itu berakhir dengan kemenangan, seperti pujian disitus pemerintah Iraq di internet bagi Saddam yang,”memimpin rakyat dan tentara Iraq secara bijak dan berani melawan agresi yang direncanakan dan dilakukan oleh rezim Khomeini pada 4 September 1980, yang berakhir dengan kemenangan besar Iraq pada 8 Agustus 1988.”
Usai perang Iran-Iraq atau perang Teluq I, Saddam memicu perang Teluq II. Iraq yang menuduh Kuwait mencuri minyak dari daerah yang masih dipertikaian , pada 2 Agustus 1990 menyerang Kuwait sementara itu AS menuduh Iraq hendak mencapai Kuwait dan menjadikannya provinsi ke-19. akhirnya pasukan multinasional yang dipimpin AS menuntaskan oerang ini dengan menyerang balik Iraq. Perang yang buat Iraq merupakan “ibu dari segala peperangan” ini telah membuat Saddam kehilangan sebagian kekuatan militernya, apa;agi kemudian embargo ekonomi diterapkan dengan keras terhadap Iraq. Namun berlawanan dengan pprediksi kejatuhannya, Saddam malah berhasil meredam revolusi didalam negri oleh kalangan Syiah dan kelompok Kurdi walaupun Saddam selalu diisekan menggunakan senjata kimia untuk melumpuhkan perlawanan suku Kurdi.
Sebuah referendum nasional yang diadakan pada Oktober 1995 memberikan legitimasi bagi perpanjangan masa jabatan Saddam sebagai Presiden selama tujuh tahun ke depan, dengan angka dukungan sekitar 99, 96 persen. Pada Oktober dan November 1997, Saddam menolak memberi izin AS untuk ikut serta dalam program inspeksi senjata PBB di dalam wilayah Iraq, namun akhirnya mau bernegosiasi. Hal yang sama terjadi pada 1998, dan berujung dengan sebuah serangan udara terhadap target-target Iraq. Tetapi dampak polotok serangan ini menjadi jelas pada Januari 1999, AS ternyata menggunakan program inspeksi senjata PBB sebagai sarana mendapatkan informasi intelijen.
Usai peristiwa 11 September 2001, AS yang berperang habis-habisan melawan “terorisme” dan telah menjatuhkan pemerintah Taliban di Afganistan, bersi keras juga untuk menyerang Iraq. Saddam yang dijalanan kota-kota Arab dipuja-puja sebagai pemimpin yang berani menantang Israel dan Barat, merupakan symbol ketangguhan Arab melawan agresi Barat, lagi-lagi melawan.
Namun setelah suatu serangan besar-besaran pasukan As yang dibantu Inggris pada Maret-April 2003, Iraq akhirnya bisa diduduki AS. Setelah perburuan yang panjang, Saddam Husein, dikabarkan ditangkap pasukan pendudukan di rumah bawah tanah di daerah kelahirannya, Tikrit (Desember 2003).
C. PENUTUP
Melihat perjuangan dari apa yang dilakukan oleh Saddam Husein meniti karir beliau dari “Zero to Hero”, sangat bisa kita ambil kesimpulan dan bisa kita terka bahwa ada keterkaitan antara korelasi antara keyakinan dan prestasi yang telah menjadi karakter dari Saddam Husein.
Perjuangan beliau untuk melawan Iran dan multinasional bisa dijadikan renungan bahwa disana ada ketidak cocokan antara keyakinan Saddam dengan persoalan yang datang padanya. Disana prestasi beliau sangat diacungkan jempol atas kecerdasannya.
Akhirnya mudah-mudahan tugas ini bermanfaat, amin.
MENGEMBANGKAN ILMU LEWAT TARIKAT
Nama : Adi Kuswanto
NIM : 05120020
Smt/Jur/Kls : IV/SKI/A
Berjarak lima ratus meter sebelum memasuki areal Pondok Pesantren Cabean, banyak pemandangan bisa dilihat disana. Di sebelah kiri jalan berjajar rambu lalu lintas yang tidak lazim di tempat umum. Rambu-rambu itu berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hijau dan tulisan putih. Semuanya seragam.
Tapi jangan kaget soal isi rambu, bukan larangan parkir, larangan menyeberang atau larangan yang lain, tapi semuanya menganjurkan beribadah dengan memperbanyak bacaan. Rambu-rambu itu bertuliskan huruf Araf. Makanya ada yang bilang masuk lokasi Pondok Cabean yang terletak di Desa Cabean Kraton Kabupaten Pasuruan itu seperti berada di Negri Arab, karena seluruh rambunya berhuruf Arab. Rambu-rambu itu berisi anjuran berzikir, membaca lafadz Allah Allah, istighfar, shalawat, basmalah, dsb. Luar biasa memang.
Lebih seru lagi, tulisan-tulisan itu tidak hanya berada di tepi-tepi jalan, tapi turut serta menghiasi seluruh bangunan tembok. Mulai dari pagar, tembok depan, kamar tamu, ruang pertemuan, kamar mandi, masjid, ruang kelas, rumah kiai, dan seluruh bangunan lainnya. Semuanya tak lepas dari lukisan dan anjuran berzikir.
Di sebelah, satu ruang sekolah pondok putrid misalnya, seluruhnya dikelilingi lukisan bambu dan taman-taman indah. Dibagian atas dipenuhi dengan belasan khat Arab dengan berbagai anjuran. Ada basmalah yang harus dibaca 786 kali, ada shalawat yang harus dibaca 1.000 kali, ya Fattah ya razzaq di baca 1.000 kali, ya hayyu ya qayyum di baca 1.000 kali, hauqalah dibaca 300 kali, fatihah di baca 100 kali, Allah Allah di baca 1.000 kali, dsb. Masih banyak lagi pemandangan yang tak lazim itu, tentu saja akan membuat kagum bagi mereka yang belum pernah menyaksikannya, mengasyikkan memang.
Tampaknya, penuhnya dinding pondok dengan anjuran berzdzikir itu sekaligus menjadi ciri khas pondok Cabean, yang saat ini mengasuh seratusan santri putra dan 300 santri putri. Meskipun Kiai. HJ. Aly Bahruddin, pengasuh pondok pesantren Cabean mengakui semula hal itu berangkat dari ketidak sengajaan belaka.
Konon menurut Kiai Aly, ada salah seorang warga yang datang ke pondoknya. Ia mengadukan anaknya yang memiliki hoby melukis di rumah-rumah orang Cina dan di gedung-gedung bioskop. Orang tua itu tampak resah, karena semakin lama anaknya semaikn menjauh dari nilai-nilai agama. Oleh Kiai Aly anak itu disarankan untuk dibawa ke pondok Cabean yang diasuhnya untuk belajar agama.
Setiba di pondok Cabean, ia diperlakukan khusus. Agar bisa tetap betah di pondok, ia diberi kebebasan mengembangkan bakatnya melukis, dengan biaya dari pondok. Santri itu dipersilahkan melukis sepuas hatinya dengan gambar apa saja dan diletakan dimana saja di areal pondok, asalkan bukan gambar binatang dan manusia.
Dan ternyata lukisan hasil karya santri ini benar-benar memukau banyak orang. Banyak yang terperanjat dengan keindahan lukisannya yang tampak benar-benar hidup. Lokasi pun diperlebar. Jika semula hanya melukis di satu gedung, akhirnya terus berkembang hingga di gedung-gedung yang lain. Dan tak lupa sebagian santri diminta untuk membantu. Ada yang meneruskan, ada yang kebagian membersihkan lokasi, ada yang mengaduk cat, dsb. Tak lama setelah menorehkan banyak lukisan di dinding pondok, santri istimewa itupun wafat.
Beruntung, para santri yang biasanya mendampingi dan melayani kebutuhan santri pelukis, sedikit demi sedikit sudah diajari cara melukis. Mereka pun melanjutkan bakat itu. Dan akhirnya bakat itu menjadi turun temurun antar santri Cabean. Hingga kini, tak satupun dinding pondok Cabean yang tersisa dari lukis.
Mengembangkan Ilmu Lewat Tarekat
Tarekat ternyata bukan monopoli kaum tua. Anak-anak muda belia pun bisa melakukannya oleh para santri di pondok pesantren Al-Taqwa Cabean. Mereka sejak dini sudah diwajibkan mengikuti Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, yang berpusat di Cukir, Jombang sebagaimana Kiai mereka.
Menurut Kiai. Hj. Aly para santri di pondoknya sengaja dikenalkan tarekat sejak dini, agar para santri kelak menjadi orang yang cerdas dan berperilaku benar. Sebab saat ini diakui mencari orang yang berperilaku benar semakin sulit. “Kalau hanya mencari orang pintar sudah terlalu banyak jumlahnya”. Kata Kiai Aly.
Oleh karena itulah sejak awal mereka sudah dibiasakan dengan wirid-wirid tertentu untuk membersihkan hati. Sebagaimana dalam ajaran tarekat, pada tempat-tempat tertentu di dalam tubuh manusia seringkali menjadi tempat mangkal setan. Setan-setan itu bisa digembur dari posisinya dengan wirid yang memiliki metode tersendiri. Dan metode itu sudah digariskan oleh para guru mursyid tarekat secara turun temurun dan diyakini juga menyambung kepada Rasulullah Saw.
“Dulu anak pintar dan kreatif, sekarang malah nakal-nakal, bebal, dan susah diatur. Makanya mental mereka perlu dibenahi lewat tarekat agar hatinya menjadi jernih, pikiran mereka bersih, dan ilmunya bermanfaat”.
Masih menurut Kiai yang juga aktif di tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah ini, anak perlu dibiasakan dengan wirid-wirid tarekat sejak usia dini. Supaya mereka selalu ingat, perlu ditulis besar-besar disetiap sudut pondok. Karena dengan banyak melihat, diyakini akan banyak mengingat, dan dengan banyak mengingat akan diyakini akan banyak sadar. Paling tidak menurut Kiai Aly, dengan mata melihat tulisan itu saja sudah termasuk ibadah. Belum lagi nanti akan berfikir. Lalu membaca, dan menghayati. Sekurang-kurangnya tangan yang menuliskan juga beribadah dan tempatnya nanti akan menjadi saksi di Akhirat. Telah dipakai untuk kebenaran. Makanya mata perlu dibiasakan melihat tulisan-tulisan semacam itu agar hatinya tergugah dan bibirnya mau membaca dzikir sebanyak mungkin.
Ternyata dzikir-dzikir yang diajarkan dalam tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, menurut Kiai Aly, memiliki makna tersendiri. Selain untuk membersihkan hati yang kotor, mencerdaskan pikiran, dan agar ilmunya bermanfaat, dzikir-dzikir dalam tarekat ternyata berbeda dengan dzikir pada umumnya. Sekalipun bacaannya sama, namun bacaan dalam tarekat memiliki berbeda kwalitas. Selain diyakini sebagai ijazah guru yang sudah turun temurun, guru tarekat ibarat dokter yang telah mengerti dosis obat pasien. Logikanya, sekalipun obatnya sama, jika tidak mengerti ukuran dosis pemakaian juga berbahaya.”kalau dalam tarekat para guru yang akan membimbingnya”.
Sekalipun demikian, pondok tetap menyediakan sarana belajar untuk para santrinya. Hingga kini pondok Cabean mengelola unit pendidikan dari TK, MI, MTS, dan MA. Namun tidak ada keharusan untuk mengikuti dua pendidikan. Bagi yang mampu dipersilahkan sekolah dobel.
Bambu Dan Warna Hijau
Bila diamati lebih jauh lukisan pemandangan yang ada di seluruh dinding pondok Cabean banyak dihiasi gambar bambu dengan paduan dominan warna hijau. Kiai Aly Bahruddin tak menampik dominasi keduanya. Menurut alumnus pondok pesantren Sidogiri itu, bambu memang memiliki makna tersendiri dibandingkan pohon-pohon yang lain. Bila diamati labih jauh, ternyata seluruh bagian bambu bisa dimanfaatkan orang, termasuk bambu mudanya.
Kedua, bambu juga memiliki tuah tersendiri. Makanya semasa perjuangan melawan penjajah, para Kiai menggunakan bambu runcing sebagai senjata. Dalam dunia mistik juga dikenal ada nama pring temu rose yang diyakini memiliki tuah tersendiri. Dari situlah diharapkan para santri nantinya memiliki sifat-sifat bambu yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain.
Tentang dominasi warna hijau, menurut Kiai Aly, karena warna hijau itulah kesukaan Rasulullah semasa hidupnya. Paduan warna hijau dan putih, memiliki banyak keistimewaan, diantaranya untuk menguatkan mata, mencerdaskan pikiran, dan menambah awet muda.
NIM : 05120020
Smt/Jur/Kls : IV/SKI/A
Berjarak lima ratus meter sebelum memasuki areal Pondok Pesantren Cabean, banyak pemandangan bisa dilihat disana. Di sebelah kiri jalan berjajar rambu lalu lintas yang tidak lazim di tempat umum. Rambu-rambu itu berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hijau dan tulisan putih. Semuanya seragam.
Tapi jangan kaget soal isi rambu, bukan larangan parkir, larangan menyeberang atau larangan yang lain, tapi semuanya menganjurkan beribadah dengan memperbanyak bacaan. Rambu-rambu itu bertuliskan huruf Araf. Makanya ada yang bilang masuk lokasi Pondok Cabean yang terletak di Desa Cabean Kraton Kabupaten Pasuruan itu seperti berada di Negri Arab, karena seluruh rambunya berhuruf Arab. Rambu-rambu itu berisi anjuran berzikir, membaca lafadz Allah Allah, istighfar, shalawat, basmalah, dsb. Luar biasa memang.
Lebih seru lagi, tulisan-tulisan itu tidak hanya berada di tepi-tepi jalan, tapi turut serta menghiasi seluruh bangunan tembok. Mulai dari pagar, tembok depan, kamar tamu, ruang pertemuan, kamar mandi, masjid, ruang kelas, rumah kiai, dan seluruh bangunan lainnya. Semuanya tak lepas dari lukisan dan anjuran berzikir.
Di sebelah, satu ruang sekolah pondok putrid misalnya, seluruhnya dikelilingi lukisan bambu dan taman-taman indah. Dibagian atas dipenuhi dengan belasan khat Arab dengan berbagai anjuran. Ada basmalah yang harus dibaca 786 kali, ada shalawat yang harus dibaca 1.000 kali, ya Fattah ya razzaq di baca 1.000 kali, ya hayyu ya qayyum di baca 1.000 kali, hauqalah dibaca 300 kali, fatihah di baca 100 kali, Allah Allah di baca 1.000 kali, dsb. Masih banyak lagi pemandangan yang tak lazim itu, tentu saja akan membuat kagum bagi mereka yang belum pernah menyaksikannya, mengasyikkan memang.
Tampaknya, penuhnya dinding pondok dengan anjuran berzdzikir itu sekaligus menjadi ciri khas pondok Cabean, yang saat ini mengasuh seratusan santri putra dan 300 santri putri. Meskipun Kiai. HJ. Aly Bahruddin, pengasuh pondok pesantren Cabean mengakui semula hal itu berangkat dari ketidak sengajaan belaka.
Konon menurut Kiai Aly, ada salah seorang warga yang datang ke pondoknya. Ia mengadukan anaknya yang memiliki hoby melukis di rumah-rumah orang Cina dan di gedung-gedung bioskop. Orang tua itu tampak resah, karena semakin lama anaknya semaikn menjauh dari nilai-nilai agama. Oleh Kiai Aly anak itu disarankan untuk dibawa ke pondok Cabean yang diasuhnya untuk belajar agama.
Setiba di pondok Cabean, ia diperlakukan khusus. Agar bisa tetap betah di pondok, ia diberi kebebasan mengembangkan bakatnya melukis, dengan biaya dari pondok. Santri itu dipersilahkan melukis sepuas hatinya dengan gambar apa saja dan diletakan dimana saja di areal pondok, asalkan bukan gambar binatang dan manusia.
Dan ternyata lukisan hasil karya santri ini benar-benar memukau banyak orang. Banyak yang terperanjat dengan keindahan lukisannya yang tampak benar-benar hidup. Lokasi pun diperlebar. Jika semula hanya melukis di satu gedung, akhirnya terus berkembang hingga di gedung-gedung yang lain. Dan tak lupa sebagian santri diminta untuk membantu. Ada yang meneruskan, ada yang kebagian membersihkan lokasi, ada yang mengaduk cat, dsb. Tak lama setelah menorehkan banyak lukisan di dinding pondok, santri istimewa itupun wafat.
Beruntung, para santri yang biasanya mendampingi dan melayani kebutuhan santri pelukis, sedikit demi sedikit sudah diajari cara melukis. Mereka pun melanjutkan bakat itu. Dan akhirnya bakat itu menjadi turun temurun antar santri Cabean. Hingga kini, tak satupun dinding pondok Cabean yang tersisa dari lukis.
Mengembangkan Ilmu Lewat Tarekat
Tarekat ternyata bukan monopoli kaum tua. Anak-anak muda belia pun bisa melakukannya oleh para santri di pondok pesantren Al-Taqwa Cabean. Mereka sejak dini sudah diwajibkan mengikuti Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, yang berpusat di Cukir, Jombang sebagaimana Kiai mereka.
Menurut Kiai. Hj. Aly para santri di pondoknya sengaja dikenalkan tarekat sejak dini, agar para santri kelak menjadi orang yang cerdas dan berperilaku benar. Sebab saat ini diakui mencari orang yang berperilaku benar semakin sulit. “Kalau hanya mencari orang pintar sudah terlalu banyak jumlahnya”. Kata Kiai Aly.
Oleh karena itulah sejak awal mereka sudah dibiasakan dengan wirid-wirid tertentu untuk membersihkan hati. Sebagaimana dalam ajaran tarekat, pada tempat-tempat tertentu di dalam tubuh manusia seringkali menjadi tempat mangkal setan. Setan-setan itu bisa digembur dari posisinya dengan wirid yang memiliki metode tersendiri. Dan metode itu sudah digariskan oleh para guru mursyid tarekat secara turun temurun dan diyakini juga menyambung kepada Rasulullah Saw.
“Dulu anak pintar dan kreatif, sekarang malah nakal-nakal, bebal, dan susah diatur. Makanya mental mereka perlu dibenahi lewat tarekat agar hatinya menjadi jernih, pikiran mereka bersih, dan ilmunya bermanfaat”.
Masih menurut Kiai yang juga aktif di tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah ini, anak perlu dibiasakan dengan wirid-wirid tarekat sejak usia dini. Supaya mereka selalu ingat, perlu ditulis besar-besar disetiap sudut pondok. Karena dengan banyak melihat, diyakini akan banyak mengingat, dan dengan banyak mengingat akan diyakini akan banyak sadar. Paling tidak menurut Kiai Aly, dengan mata melihat tulisan itu saja sudah termasuk ibadah. Belum lagi nanti akan berfikir. Lalu membaca, dan menghayati. Sekurang-kurangnya tangan yang menuliskan juga beribadah dan tempatnya nanti akan menjadi saksi di Akhirat. Telah dipakai untuk kebenaran. Makanya mata perlu dibiasakan melihat tulisan-tulisan semacam itu agar hatinya tergugah dan bibirnya mau membaca dzikir sebanyak mungkin.
Ternyata dzikir-dzikir yang diajarkan dalam tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, menurut Kiai Aly, memiliki makna tersendiri. Selain untuk membersihkan hati yang kotor, mencerdaskan pikiran, dan agar ilmunya bermanfaat, dzikir-dzikir dalam tarekat ternyata berbeda dengan dzikir pada umumnya. Sekalipun bacaannya sama, namun bacaan dalam tarekat memiliki berbeda kwalitas. Selain diyakini sebagai ijazah guru yang sudah turun temurun, guru tarekat ibarat dokter yang telah mengerti dosis obat pasien. Logikanya, sekalipun obatnya sama, jika tidak mengerti ukuran dosis pemakaian juga berbahaya.”kalau dalam tarekat para guru yang akan membimbingnya”.
Sekalipun demikian, pondok tetap menyediakan sarana belajar untuk para santrinya. Hingga kini pondok Cabean mengelola unit pendidikan dari TK, MI, MTS, dan MA. Namun tidak ada keharusan untuk mengikuti dua pendidikan. Bagi yang mampu dipersilahkan sekolah dobel.
Bambu Dan Warna Hijau
Bila diamati lebih jauh lukisan pemandangan yang ada di seluruh dinding pondok Cabean banyak dihiasi gambar bambu dengan paduan dominan warna hijau. Kiai Aly Bahruddin tak menampik dominasi keduanya. Menurut alumnus pondok pesantren Sidogiri itu, bambu memang memiliki makna tersendiri dibandingkan pohon-pohon yang lain. Bila diamati labih jauh, ternyata seluruh bagian bambu bisa dimanfaatkan orang, termasuk bambu mudanya.
Kedua, bambu juga memiliki tuah tersendiri. Makanya semasa perjuangan melawan penjajah, para Kiai menggunakan bambu runcing sebagai senjata. Dalam dunia mistik juga dikenal ada nama pring temu rose yang diyakini memiliki tuah tersendiri. Dari situlah diharapkan para santri nantinya memiliki sifat-sifat bambu yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain.
Tentang dominasi warna hijau, menurut Kiai Aly, karena warna hijau itulah kesukaan Rasulullah semasa hidupnya. Paduan warna hijau dan putih, memiliki banyak keistimewaan, diantaranya untuk menguatkan mata, mencerdaskan pikiran, dan menambah awet muda.
Masa Depan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Masa Depan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Dibawah Kepemimpinan Prof. Dr. Amien Abdullah
Makalah ini disusun
Guna memenuhi tugas mata kuliah: Seminar Sejarah
Dosen pengampu: Drs. Irfan Firdaus
Disusun Oleh:
Nama : Adi Kuswanto
NIM : 05120020
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
Topik atau pembahasan yang akan diangkat pada pertemuan kali ini adalah mengenai “Masa Depan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dibawah Kepemimpinan Prof. Dr. Amien Abdullah”, topik ini melatar belakangi persoalan-persoalan umum yang terjadi di dunia masyarakat akademis belajar mahasiswa kampus se Indonesia yakni masa depan atau output lulusan mahasiswa yang mencetak S1 pengangguran, khusus program studi yang berorientasi disiplin ilmu umum. Sedangkan program studi yang berorientasi disiplin ilmu agama tidak berhasil mencetak sebagai ahli-ahli agama.
Ironisnya, kampus-kampus yang berorientasi pada disiplin ilmu agama seperti IAIN mendapat respon yang negatif dari masyarakat yaitu kampus yang mencetak mahasiswa murtad dan yang berkiblat pada dunia barat.
Seiring dengan konversi IAIN menjadi UIN khususnya dijogja menjadi miris sekali ketika perubahan-perubahan itu dibentuk bukan menjadi solusi persoalan tapi malah memunculkan persoalan baru seperti adanya kesenjangan antara disiplin ilmu umum dengan disiplin ilmu agama.
Makalah ini mencoba mencari tahu apa yang terjadi ditengah-tengah perubahan tersebut dengan dibatasi waktu periode I kepemimpinan Amin Abdullah tahun 2001-2005.
PEMBAHASAN
A. Potret Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Dalam Ranah Idealitas
• Paradigma UIN
Paradigma integrative-interkonektif merupakan sebuah gagasan konseptual yang mengidialisasikan hubungan terpadu antara ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum. Paradigma ini lahir dari sebuah keprihatinan terhadap kesenjangan keilmuan IAIN/UIN selama ini yang bersifat dikotomis antara ilmu agama dengan ilmu umum. Kedua wilayah ilmu pengetahuan itu tidak saling terkait dan saling menyapa satu sama lain; bahkan ilmu umum dianggap barang asing yang tidak memilik relevansi dengan disiplin ilmu agama di IAIN/UIN. Gagasan tentang integrasi dan interkoneksi antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum sebenarnya bukan fenomena baru dalam khazanah keilmuan Islam. Karena, pada dasarnya Islam tidak mendikotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum.
Jika ditelusuri lebih jauh, gagasan tentang integrasi-interkoneksi antara ilmu agama dengan ilmu umum ini sebenarnya tidak lepas dari rangkaian panjang aktualisasi diri umat Islam terhadap proses moderenisasi dunia yang tengah berlangsung dalam skala global. Islam dan tantangan moderenitas merupakan tema paling menonjol dalam agenda pembaharuan pemikiran Islam yang didengungkan oleh para mujaddid Islam sepanjang sejarah. Kekuatan tema ini terutama berkaitan erat dengan realitas kemunduran dan keterbelakangan umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan kemajuan dunia barat. Salah satu focus garapan para pembaharu dalam proses modernisasi Islam adalah bidang pendidikan. Dalam segala aspek, bidang pendidikan ini dipandang sebagai sector paling terbelakang yang menghambat laju percepatan modernisasi didunia Islam, akibat pola pikir umat Islam yang terkondisikan oleh garapan bahwa antara agama yang bersumber dari wahyu dan sains yang bersumber dari pemikiran manusia merupakan dua entitas berbeda yang tidak berkaitan satu sama lain. Akibat pemahaman terbelah ini, karakter pendidikan Islam yang semula tidak memisahkan antara kebutuhan agama dan ilmu, iman dan amal, serta dunia dan akhirat lalu kemudian mengalami kejumudan yang berdampak pada penjajahan umat Islam atas supremasi barat. Dalam keyakinan para pembaharu sepanjang abad, reformasi dunia Islam harus dimulai dari ranah pendidikan ini, baik system dan orientasi metodologi maupun format kelembagaan. Realitas historis-sosiologis ini pulalah yang mengilhami tuntutan pelaksanaan konversi IAIN menjadi UIN dengan orientasi keilmuan integrasi-interkoneksi antara ilmu agama dan ilmu umum.
• Latar belakang social budaya mahasiswa UIN
a. Asal sekolah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga berasal dari basis pendidikan sekolah yang beragam, meliputi Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, baik negeri maupun swasta di dalam maupun luar negeri. Hal ini merupakan implikasi dari transformasi dari IAIN menjadi UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2004, keanekaragaman asal sekolah mahasiswa UIN semakin berkembang terutama setelah dibukanya fakultas dan program studi umum di UIN Sunan Kalijaga.
Dengan dibukanya fakultas dan program studi ilmu umum, disamping masih tetap dipertahankan dan dikembangkannya fakultas dan program studi ilmu-ilmu agama, maka dirumuskan konsep pembinaan mahasiswa sebagai pelengkap yang tidak hanya mengakomodir kebutuhan mahasiswa yang memiliki latar belakang disiplin ilmu agama, namun juga untuk mahasiswa yang memiliki latar belakang disiplin ilmu umum.
b. Asal daerah
Kemajemukan etnis maupun budaya mahasiswa UIN dapat ditunjukkan oleh realitas tentang adanya mahasiswa yang berasal dari seluruh wilayah pulau dan propinsi di Indonesia. Bahkan terdapat pula mahasiswa asing yang berasal dari beberapa Negara, terutama dari Negara-negara di Asia Tenggara.
Asal daerah yang beragam juga mengakibatkan munculnya berbagai organisasi mahasiswa yang berbasis nuansa kedaerahan. Fenomena ini, semakin memperkuat kondisi kegiatan kemahasiswaan di UIN sunan kalijaga yang semakin dinamis. Secara langsung mapun tidak langsung, telah terjadi pertemuan antar budaya di UIN, sehingga terjadi suasana yang kondusif bagi mahasiswa untuk dapat belajar memahami dan menghargai nilai-nilai budaya orang lain.
c. Asal ekonomi
Kondisi ekonomi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga antara lain dapat dilihat dari jenis pekerjaan orang tua mahasiswa. Berdasarkan data profil UIN Sunan Kalijaga tahun 2005, mayoritas orang tua mahasiswa adalah petani dan wiraswasta, sebagian yang lain dari orang tua mahasiswa bekerja sebagai pegawai negeri sipil, TNI, pensiunan, karyawan swasta, nelayan, dan bekerja di berbagai bidang yang lain. Realitas tentang keberagaman pekerjaan orang tua mahasiswa dengan berbagai taraf ekonominya, menunjukkan bahwa biaya pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
• Pembinaan Mahasiswa UIN
a. Bidang BMK (Bakat, Minat dan Keterampilan)
Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) di tingkat Universitas dan Badan Otonom Mahasiswa (BOM) di tingkat fakultas adalah wadah atau tempat di mana mahasiswa melakukan penggalian, penelusuran pembinaan dan pengembangan BMK. UKM dan BOM BMK yang ada di lingkungan UIN Sunan Kalijaga dapat diklasifikasikan kepada tiga bidang yaitu:
1. Bidang Olah Raga yang terdiri dari UKM CEPEDI, INKAI, Taekwondo, dan MAPALASKA
2. Bidang Seni yang terdiri dari UKM Orkes Al-Jami’ah, Teater Eska, Gitasavana, Al-Mizan, dan JCM
3. Bidang Khusus yang terdiri dari UKM Pramuka, Menwa, KORDISKA, KSR PMI, dan KOPMA
b. Bidang Penalaran
Kegiatan mahasiswa dalam bidang penalaran, terdiri dari tiga sub bidang penalaran, yaitu sub bidang kajian dan penelitian, sub bidang pers dan penerbitan, serta sub bidang jurnalistik media elektronik. Masing-masing sub bidang terdiri dari satu atau beberapa UKM dan BOM-F yang memiliki konsentrasi kegiatan yang serumpun dengan satu diantara tiga sub bidang penalaran tersebut. Pada setiap sub bidang tersebut sekurang-kurangnya terdapat seorang ketua dan sekertaris yang bertindak sebagai coordinator dari semua UKM dan BOM-F yang ada dibawah masing-masing sub bidang dari lembaga kegiatan kemahasiswaan bidang penalaran tersebut.
c. Bidang Kepribadian
Dalam keseluruhan proses penyelenggaraannya, aktifitas dipolakan sebagai berikut;
1. Tarbiyah Ta’limiyah yaitu proses pembinaan pada fase awal yang bersifat umum dan terbuka, untuk membentuk suluk dan akhlaq Islami serta wawasan dasar ke-Islaman untuk menjadi pribadi yang shalih li nafsihi.
2. Tarbiyah Takwiniyah yaitu proses pembinaan pada fase lanjutan yang bersifat khusus, untuk mengokohkan kepribadian Islami dan membentuk kepribadian da’I (muslih lighairihi).
3. Tarbiyah Tanzhimiyah yaitu proses pembinaan pada fase pelaksanaan kerja dakwah yang bersifat khusus, untuk membekali dan meningkatkan kemampuan kerja dakwah para aktivis.
B. Potret Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Dalam Ranah Realitas
Potret mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam ranah idealitas merupakan potret yang bener-bener diidealkan oleh kampus, namun kampus tersebut belum bisa menjawab persoalan-persoalan realitas seperti halnya mencetak mahasiswa yang ahli dalam jurusannya dan berkelulusan yang jelas.
Ada faktor-faktor internal kampus yang menunjukkan bahwa mahasiswa tidak menjalankan aktifitas layaknya sebagai mahasiswa. Faktor-faktor ini ditemukan melalui data-data survey dari profil UIN yakni sebagian besar mahasiswa UIN tidak ikut menikmati terhadap proses pembinaan tersebut. Berikut data-data yang didapat dari hasil survey profil mahasiswa UIN 2005 selepas menerima laporan dari masing-masing fakultas dengan prosenstase sebagai berikut:
1. Mahasiswa berdasarkan jenis kelamin
a. Laki-laki = 60,50%
b. Perempuan = 39,50%
2. Mahasiswa berdasarkan jumlah disetiap fakultas
a. Adab = 15,35%
b. Dakwah = 18,45%
c. Syari’ah = 25, 54%
d. Tarbiyah =22,89%
e. Ushuluddin = 16,74%
f. Sainstek = 1,00%
3. Mahasiswa S1 dan D3 berdasarkan IPK bagi lulusan tahun
2004/2005
a. 2,00-2,49 = 0,71%
b. 2,50-2,99 = 15,96%
c. 3,00-3,49 =72,10%
d. 3,50-4,00 = 11,23%
4. Mahasiswa berdasarkan daerah asal
a. DIY =16,26%
b. Jateng = 39,76%
c. Jatim =15,76%
d. Jawa Barat =10,02%
e. DKI =1,65%
f. Sumatra = 11,30%
g. Kalimantan =2,05%
h. Sulawesi =1,04%
i. Lain-lain =2,16%
5. Mahasiswa berdasarkan sekolah asal
a. MA =60,10%
b. SMA = 30,28%
c. SMK =9,62%
6. Mahasiswa berdasarkan keikutsertaan dalam pemilihan mahasiswa (Pemilwa) tanggal 26 Maret 2005
a. Ikut Pemilwa = 26,89%
b. Tidak ikut = 72,11%
7. Keaktifan dalam keanggotaan atau kepengurusan organisasi kemahasiswaan/kepemudaan ekstra kampus
a. PMII = 13,62%
b. HMI =9,41%
c. IMM =4,13%
d. KAMMI =3,98%
e. Netral =55,32%
f. Lain-lain =13,54%
8. Keaktifan dalam keanggotaan atau kepengurusan Ormawa intra kampus
a. Ya = 24,60%
b. Tidak =75,40%
PENUTUP
Makalah ini tidak untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan kampus melainkan seperti apa yang sudah dipaparkan dalam pembahasan diatas yaitu mencari tahu yang terjadi didalam kampus.
Harapannya makalah ini mudah-mudahan menjadi kontribusi terhadap Perkembangan UIN Sunan Kalijaga khususnya dimasa-masa transformasi kampus sekarang ini.
Demikian makalah ini dibuat mudah-mudahan bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umunya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, dkk., menyatukan kembali ilmu-ilmu agama dan umum : upaya mempersatukan epistimologi islam dan umum. Yogyakarta; Suka Press, 2003
Baidowi, Ahmaddan jarod wahyudi, ed., konversi IAIN ke UIN dalam rekaman media massa. Yogyakarta ; Suka Press, 2005
Panduan Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan:Universitas Islam Negri 2005
Dibawah Kepemimpinan Prof. Dr. Amien Abdullah
Makalah ini disusun
Guna memenuhi tugas mata kuliah: Seminar Sejarah
Dosen pengampu: Drs. Irfan Firdaus
Disusun Oleh:
Nama : Adi Kuswanto
NIM : 05120020
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
Topik atau pembahasan yang akan diangkat pada pertemuan kali ini adalah mengenai “Masa Depan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dibawah Kepemimpinan Prof. Dr. Amien Abdullah”, topik ini melatar belakangi persoalan-persoalan umum yang terjadi di dunia masyarakat akademis belajar mahasiswa kampus se Indonesia yakni masa depan atau output lulusan mahasiswa yang mencetak S1 pengangguran, khusus program studi yang berorientasi disiplin ilmu umum. Sedangkan program studi yang berorientasi disiplin ilmu agama tidak berhasil mencetak sebagai ahli-ahli agama.
Ironisnya, kampus-kampus yang berorientasi pada disiplin ilmu agama seperti IAIN mendapat respon yang negatif dari masyarakat yaitu kampus yang mencetak mahasiswa murtad dan yang berkiblat pada dunia barat.
Seiring dengan konversi IAIN menjadi UIN khususnya dijogja menjadi miris sekali ketika perubahan-perubahan itu dibentuk bukan menjadi solusi persoalan tapi malah memunculkan persoalan baru seperti adanya kesenjangan antara disiplin ilmu umum dengan disiplin ilmu agama.
Makalah ini mencoba mencari tahu apa yang terjadi ditengah-tengah perubahan tersebut dengan dibatasi waktu periode I kepemimpinan Amin Abdullah tahun 2001-2005.
PEMBAHASAN
A. Potret Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Dalam Ranah Idealitas
• Paradigma UIN
Paradigma integrative-interkonektif merupakan sebuah gagasan konseptual yang mengidialisasikan hubungan terpadu antara ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum. Paradigma ini lahir dari sebuah keprihatinan terhadap kesenjangan keilmuan IAIN/UIN selama ini yang bersifat dikotomis antara ilmu agama dengan ilmu umum. Kedua wilayah ilmu pengetahuan itu tidak saling terkait dan saling menyapa satu sama lain; bahkan ilmu umum dianggap barang asing yang tidak memilik relevansi dengan disiplin ilmu agama di IAIN/UIN. Gagasan tentang integrasi dan interkoneksi antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum sebenarnya bukan fenomena baru dalam khazanah keilmuan Islam. Karena, pada dasarnya Islam tidak mendikotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum.
Jika ditelusuri lebih jauh, gagasan tentang integrasi-interkoneksi antara ilmu agama dengan ilmu umum ini sebenarnya tidak lepas dari rangkaian panjang aktualisasi diri umat Islam terhadap proses moderenisasi dunia yang tengah berlangsung dalam skala global. Islam dan tantangan moderenitas merupakan tema paling menonjol dalam agenda pembaharuan pemikiran Islam yang didengungkan oleh para mujaddid Islam sepanjang sejarah. Kekuatan tema ini terutama berkaitan erat dengan realitas kemunduran dan keterbelakangan umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan kemajuan dunia barat. Salah satu focus garapan para pembaharu dalam proses modernisasi Islam adalah bidang pendidikan. Dalam segala aspek, bidang pendidikan ini dipandang sebagai sector paling terbelakang yang menghambat laju percepatan modernisasi didunia Islam, akibat pola pikir umat Islam yang terkondisikan oleh garapan bahwa antara agama yang bersumber dari wahyu dan sains yang bersumber dari pemikiran manusia merupakan dua entitas berbeda yang tidak berkaitan satu sama lain. Akibat pemahaman terbelah ini, karakter pendidikan Islam yang semula tidak memisahkan antara kebutuhan agama dan ilmu, iman dan amal, serta dunia dan akhirat lalu kemudian mengalami kejumudan yang berdampak pada penjajahan umat Islam atas supremasi barat. Dalam keyakinan para pembaharu sepanjang abad, reformasi dunia Islam harus dimulai dari ranah pendidikan ini, baik system dan orientasi metodologi maupun format kelembagaan. Realitas historis-sosiologis ini pulalah yang mengilhami tuntutan pelaksanaan konversi IAIN menjadi UIN dengan orientasi keilmuan integrasi-interkoneksi antara ilmu agama dan ilmu umum.
• Latar belakang social budaya mahasiswa UIN
a. Asal sekolah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga berasal dari basis pendidikan sekolah yang beragam, meliputi Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, baik negeri maupun swasta di dalam maupun luar negeri. Hal ini merupakan implikasi dari transformasi dari IAIN menjadi UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2004, keanekaragaman asal sekolah mahasiswa UIN semakin berkembang terutama setelah dibukanya fakultas dan program studi umum di UIN Sunan Kalijaga.
Dengan dibukanya fakultas dan program studi ilmu umum, disamping masih tetap dipertahankan dan dikembangkannya fakultas dan program studi ilmu-ilmu agama, maka dirumuskan konsep pembinaan mahasiswa sebagai pelengkap yang tidak hanya mengakomodir kebutuhan mahasiswa yang memiliki latar belakang disiplin ilmu agama, namun juga untuk mahasiswa yang memiliki latar belakang disiplin ilmu umum.
b. Asal daerah
Kemajemukan etnis maupun budaya mahasiswa UIN dapat ditunjukkan oleh realitas tentang adanya mahasiswa yang berasal dari seluruh wilayah pulau dan propinsi di Indonesia. Bahkan terdapat pula mahasiswa asing yang berasal dari beberapa Negara, terutama dari Negara-negara di Asia Tenggara.
Asal daerah yang beragam juga mengakibatkan munculnya berbagai organisasi mahasiswa yang berbasis nuansa kedaerahan. Fenomena ini, semakin memperkuat kondisi kegiatan kemahasiswaan di UIN sunan kalijaga yang semakin dinamis. Secara langsung mapun tidak langsung, telah terjadi pertemuan antar budaya di UIN, sehingga terjadi suasana yang kondusif bagi mahasiswa untuk dapat belajar memahami dan menghargai nilai-nilai budaya orang lain.
c. Asal ekonomi
Kondisi ekonomi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga antara lain dapat dilihat dari jenis pekerjaan orang tua mahasiswa. Berdasarkan data profil UIN Sunan Kalijaga tahun 2005, mayoritas orang tua mahasiswa adalah petani dan wiraswasta, sebagian yang lain dari orang tua mahasiswa bekerja sebagai pegawai negeri sipil, TNI, pensiunan, karyawan swasta, nelayan, dan bekerja di berbagai bidang yang lain. Realitas tentang keberagaman pekerjaan orang tua mahasiswa dengan berbagai taraf ekonominya, menunjukkan bahwa biaya pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
• Pembinaan Mahasiswa UIN
a. Bidang BMK (Bakat, Minat dan Keterampilan)
Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) di tingkat Universitas dan Badan Otonom Mahasiswa (BOM) di tingkat fakultas adalah wadah atau tempat di mana mahasiswa melakukan penggalian, penelusuran pembinaan dan pengembangan BMK. UKM dan BOM BMK yang ada di lingkungan UIN Sunan Kalijaga dapat diklasifikasikan kepada tiga bidang yaitu:
1. Bidang Olah Raga yang terdiri dari UKM CEPEDI, INKAI, Taekwondo, dan MAPALASKA
2. Bidang Seni yang terdiri dari UKM Orkes Al-Jami’ah, Teater Eska, Gitasavana, Al-Mizan, dan JCM
3. Bidang Khusus yang terdiri dari UKM Pramuka, Menwa, KORDISKA, KSR PMI, dan KOPMA
b. Bidang Penalaran
Kegiatan mahasiswa dalam bidang penalaran, terdiri dari tiga sub bidang penalaran, yaitu sub bidang kajian dan penelitian, sub bidang pers dan penerbitan, serta sub bidang jurnalistik media elektronik. Masing-masing sub bidang terdiri dari satu atau beberapa UKM dan BOM-F yang memiliki konsentrasi kegiatan yang serumpun dengan satu diantara tiga sub bidang penalaran tersebut. Pada setiap sub bidang tersebut sekurang-kurangnya terdapat seorang ketua dan sekertaris yang bertindak sebagai coordinator dari semua UKM dan BOM-F yang ada dibawah masing-masing sub bidang dari lembaga kegiatan kemahasiswaan bidang penalaran tersebut.
c. Bidang Kepribadian
Dalam keseluruhan proses penyelenggaraannya, aktifitas dipolakan sebagai berikut;
1. Tarbiyah Ta’limiyah yaitu proses pembinaan pada fase awal yang bersifat umum dan terbuka, untuk membentuk suluk dan akhlaq Islami serta wawasan dasar ke-Islaman untuk menjadi pribadi yang shalih li nafsihi.
2. Tarbiyah Takwiniyah yaitu proses pembinaan pada fase lanjutan yang bersifat khusus, untuk mengokohkan kepribadian Islami dan membentuk kepribadian da’I (muslih lighairihi).
3. Tarbiyah Tanzhimiyah yaitu proses pembinaan pada fase pelaksanaan kerja dakwah yang bersifat khusus, untuk membekali dan meningkatkan kemampuan kerja dakwah para aktivis.
B. Potret Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Dalam Ranah Realitas
Potret mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam ranah idealitas merupakan potret yang bener-bener diidealkan oleh kampus, namun kampus tersebut belum bisa menjawab persoalan-persoalan realitas seperti halnya mencetak mahasiswa yang ahli dalam jurusannya dan berkelulusan yang jelas.
Ada faktor-faktor internal kampus yang menunjukkan bahwa mahasiswa tidak menjalankan aktifitas layaknya sebagai mahasiswa. Faktor-faktor ini ditemukan melalui data-data survey dari profil UIN yakni sebagian besar mahasiswa UIN tidak ikut menikmati terhadap proses pembinaan tersebut. Berikut data-data yang didapat dari hasil survey profil mahasiswa UIN 2005 selepas menerima laporan dari masing-masing fakultas dengan prosenstase sebagai berikut:
1. Mahasiswa berdasarkan jenis kelamin
a. Laki-laki = 60,50%
b. Perempuan = 39,50%
2. Mahasiswa berdasarkan jumlah disetiap fakultas
a. Adab = 15,35%
b. Dakwah = 18,45%
c. Syari’ah = 25, 54%
d. Tarbiyah =22,89%
e. Ushuluddin = 16,74%
f. Sainstek = 1,00%
3. Mahasiswa S1 dan D3 berdasarkan IPK bagi lulusan tahun
2004/2005
a. 2,00-2,49 = 0,71%
b. 2,50-2,99 = 15,96%
c. 3,00-3,49 =72,10%
d. 3,50-4,00 = 11,23%
4. Mahasiswa berdasarkan daerah asal
a. DIY =16,26%
b. Jateng = 39,76%
c. Jatim =15,76%
d. Jawa Barat =10,02%
e. DKI =1,65%
f. Sumatra = 11,30%
g. Kalimantan =2,05%
h. Sulawesi =1,04%
i. Lain-lain =2,16%
5. Mahasiswa berdasarkan sekolah asal
a. MA =60,10%
b. SMA = 30,28%
c. SMK =9,62%
6. Mahasiswa berdasarkan keikutsertaan dalam pemilihan mahasiswa (Pemilwa) tanggal 26 Maret 2005
a. Ikut Pemilwa = 26,89%
b. Tidak ikut = 72,11%
7. Keaktifan dalam keanggotaan atau kepengurusan organisasi kemahasiswaan/kepemudaan ekstra kampus
a. PMII = 13,62%
b. HMI =9,41%
c. IMM =4,13%
d. KAMMI =3,98%
e. Netral =55,32%
f. Lain-lain =13,54%
8. Keaktifan dalam keanggotaan atau kepengurusan Ormawa intra kampus
a. Ya = 24,60%
b. Tidak =75,40%
PENUTUP
Makalah ini tidak untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan kampus melainkan seperti apa yang sudah dipaparkan dalam pembahasan diatas yaitu mencari tahu yang terjadi didalam kampus.
Harapannya makalah ini mudah-mudahan menjadi kontribusi terhadap Perkembangan UIN Sunan Kalijaga khususnya dimasa-masa transformasi kampus sekarang ini.
Demikian makalah ini dibuat mudah-mudahan bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umunya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, dkk., menyatukan kembali ilmu-ilmu agama dan umum : upaya mempersatukan epistimologi islam dan umum. Yogyakarta; Suka Press, 2003
Baidowi, Ahmaddan jarod wahyudi, ed., konversi IAIN ke UIN dalam rekaman media massa. Yogyakarta ; Suka Press, 2005
Panduan Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan:Universitas Islam Negri 2005
Langganan:
Postingan (Atom)