Makalah ini Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Agama-Agama
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Siti Maryam M.Ag
Disusun oleh:
Adi Kuswanto
(05120020)
Fakultas Adab
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2006
TEGUH KUKUH MENANTANG BARAT
DALAM PANDANGAN SADDAM HUSEIN
A. PENDAHULUAN
Dalam mencari suatu titik korelasi antara prestasi dan keyakinan memang sudah menjadi makanan bagi para tokoh-tokoh yang sudah berhasil terutama apa yang kita kenal dan memang sudah terkenal yaitu Saddam Husein. Banyak bagi kita mengambil sebuah makna dari tokoh tersebut atas apa yang sudah menjadi kesuksesan bagi beliau.
Saddam Husein bisa kita fahami tentang pemikirannya dalam artian pemikiran yang dimulai dari “ Zero to Hero”. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa kita fahami lebih mendetail dalam pembahasan berikut.
B. PEMBAHASAN
Sadam Husein merupakan tokoh controversial di balik dua perang teluk melawan Iran pada 1980-an dan melawan pasukan multinasional pada 1990. merupakan pemimpin Arab yang paling kukuh menantang Amerika dan barat, dia dihujat dibarat tetapi dipuja dijalanan kota-kota Arab.
Dunia Barat mungkin berfikir Saddam Husein sedah berada di ujung kekuasaanya ketika Iraq dibombardir pasukan multinasional pada 1991-1992. Iraq hancur berantakan, jaringan telepon dan listrik tak berfungsi, serta jalan-jalan tertutup. Belum lagi embargo internasional telah menghambat prospek pemulihan ekonomi Negara kaya minyak itu. Tetapi Saddam terus saja menantang Barat. Menolak inspeksi senjata sejak 1997, belakangan ia malah membuat gatal Presiden AS George W. Bush untuk mengirimkan pasukannya.
Saddam Husein dibesarkan di Auja, sebuah desa dengan gubuk-gubuk berbata lumpur di baratlaut Bagdad. Orang tuanya petani miskin, tetapi dia terkesan pada pamannya, Khayrallah Tulfah, seorang perwira Iraq dan pejuang persatuan Arab.
Saddam telah bergabung dengan partai sosialis Ba’ath saat berusia 19 tahun. Namanya mencuat tiga tahun kemudian ketika terlibat langsung dalam usaha pembunuhan atas PM Iraq Abdul Karim Kassim pada 1959. saddam tertembak kakinya oleh pengawal PM, dan kemudian meninggalkan Iraq beberapa tahun, mula-mula ke Suriah kemudian kemesir.
Ketika partai Ba’ath mengontrol Bagdad pada 1963, Saddam kembali ke negrinya. Pada masa inilah dia menikah dengan perempuan yang masih terhitung sepupunya, Sajida. Namun partai Ba’ath hanya berkuasa beberapa bulan dan kemudian digulingkan. Saddam pun masuk penjara hingga kudeta berikutnya terjadi pada juli 1968. partai Ba’ath berkuasa lagi dibawah kepemimpinan jendral Ahmad Hasan Bakri. Saddam kebagian posisi sebagai wakil Presiden dan kepala Dewan Komando Revolusioner Iraq. Dalam waktu singkat ia membangun jaringan polisi rahasia dan menyapu bersih para pembangkang.
Sebelas tahun menjadi figure dibelakang l;ayar pada 1979 Saddam naik menggantikan Bakri. Pengalaman sebagai seorang revolusioner membuat Saddam selalu waspada pada perbedaan pendapat. Segera setelah menduduki posisi tertinggi di Iraq, dia melakukan pembersihan dan menyingkirkan puluhan pejabat pemerintah yang diduga tidak loyal.
Figure Saddam sebagai orang kuat beberapa kali mengundang perhatian dunia internasional. Khwatir pada ekspor revolusi Islam Iran, dan adanya keinginan untuk menguasai terusan Shatt al-arab membuat Saddam melakukan serangan ke wilayah Negara tetangganya, Iran, pada 1980. namun ternyata Iran lebih tangguh dari dugaannya. Setelah berperang selama delapan tahun, kehilangan ribuan orang, dan ekonomi Iraq terburuk, Saddam akhirnya setuju melakukan gencatan senjata. Bagi Iraq sendiri, peperangan itu berakhir dengan kemenangan, seperti pujian disitus pemerintah Iraq di internet bagi Saddam yang,”memimpin rakyat dan tentara Iraq secara bijak dan berani melawan agresi yang direncanakan dan dilakukan oleh rezim Khomeini pada 4 September 1980, yang berakhir dengan kemenangan besar Iraq pada 8 Agustus 1988.”
Usai perang Iran-Iraq atau perang Teluq I, Saddam memicu perang Teluq II. Iraq yang menuduh Kuwait mencuri minyak dari daerah yang masih dipertikaian , pada 2 Agustus 1990 menyerang Kuwait sementara itu AS menuduh Iraq hendak mencapai Kuwait dan menjadikannya provinsi ke-19. akhirnya pasukan multinasional yang dipimpin AS menuntaskan oerang ini dengan menyerang balik Iraq. Perang yang buat Iraq merupakan “ibu dari segala peperangan” ini telah membuat Saddam kehilangan sebagian kekuatan militernya, apa;agi kemudian embargo ekonomi diterapkan dengan keras terhadap Iraq. Namun berlawanan dengan pprediksi kejatuhannya, Saddam malah berhasil meredam revolusi didalam negri oleh kalangan Syiah dan kelompok Kurdi walaupun Saddam selalu diisekan menggunakan senjata kimia untuk melumpuhkan perlawanan suku Kurdi.
Sebuah referendum nasional yang diadakan pada Oktober 1995 memberikan legitimasi bagi perpanjangan masa jabatan Saddam sebagai Presiden selama tujuh tahun ke depan, dengan angka dukungan sekitar 99, 96 persen. Pada Oktober dan November 1997, Saddam menolak memberi izin AS untuk ikut serta dalam program inspeksi senjata PBB di dalam wilayah Iraq, namun akhirnya mau bernegosiasi. Hal yang sama terjadi pada 1998, dan berujung dengan sebuah serangan udara terhadap target-target Iraq. Tetapi dampak polotok serangan ini menjadi jelas pada Januari 1999, AS ternyata menggunakan program inspeksi senjata PBB sebagai sarana mendapatkan informasi intelijen.
Usai peristiwa 11 September 2001, AS yang berperang habis-habisan melawan “terorisme” dan telah menjatuhkan pemerintah Taliban di Afganistan, bersi keras juga untuk menyerang Iraq. Saddam yang dijalanan kota-kota Arab dipuja-puja sebagai pemimpin yang berani menantang Israel dan Barat, merupakan symbol ketangguhan Arab melawan agresi Barat, lagi-lagi melawan.
Namun setelah suatu serangan besar-besaran pasukan As yang dibantu Inggris pada Maret-April 2003, Iraq akhirnya bisa diduduki AS. Setelah perburuan yang panjang, Saddam Husein, dikabarkan ditangkap pasukan pendudukan di rumah bawah tanah di daerah kelahirannya, Tikrit (Desember 2003).
C. PENUTUP
Melihat perjuangan dari apa yang dilakukan oleh Saddam Husein meniti karir beliau dari “Zero to Hero”, sangat bisa kita ambil kesimpulan dan bisa kita terka bahwa ada keterkaitan antara korelasi antara keyakinan dan prestasi yang telah menjadi karakter dari Saddam Husein.
Perjuangan beliau untuk melawan Iran dan multinasional bisa dijadikan renungan bahwa disana ada ketidak cocokan antara keyakinan Saddam dengan persoalan yang datang padanya. Disana prestasi beliau sangat diacungkan jempol atas kecerdasannya.
Akhirnya mudah-mudahan tugas ini bermanfaat, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar